Sejak subuh para warga dan wisatawan
sudah memadati area Jembatan Ampera, yang sudah ditutup untuk kendaraan
bermotor mulai pukul 00.00 WIB. Pagi itu semuanya sudah siap untuk
menyaksikan detik-detik terjadinya gerhana. Namun langit Palembang masih
ditutupi mendung dan awan. Sayang memang, detik-detik matahari ditutupi
bulan hanya terlihat sesekali dan diiringi oleh decak kagum warga
sambil menyebut Allahu Akbar.
Semua warga Palembang dan wisatawan
berduyun-duyun mendatangi Jembatan Ampera sebagai tempat pusat perhatian
GMT. Sangat strategis memang untuk menyaksikan GMT tersebut.
Tepat pukul 07.20, saat perkiraan
bulan menutup matahari secara sempurna atau GMT pun tiba, semua mata
tertuju ke langit. Namun awan hitam tak mau enyah. Hingga GMT berakhir,
tak ada yang terlihat sama sekali. Padahal dari BMKG cuaca di tempat itu
tak masalah. Cuma ada selentingan dari warga bahwa akan terhalang awan
hitam yang mengepul berasal dari pabrik. Terlihat juga memang tumpukan
awan hitam searah dengan asap yang keluar dari cerobong pabrik atau uap
air hasil steem pabrik yang menguap ke udara. Palembang pun gagal
menyaksikan gerhana matahari total, semua pulang dengan kecewa, terlebih
para pendatang dari mancanegara.
http://blog.binadarma.ac.id/ay_ranius/gerhana-gagal-terlihat/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar